PETI  

Luar Biasa, PETI di Nanga Suhaid Kembali Beroperasi dan Semakin Merajalela

Kalbaronlinenews.com, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Nanga Suhait, Kecamatan Nanga Suhaid, Kabupaten Kapuas Hulu, kembali beroperasi dan semakin meresahkan. Informasi ini dilaporkan oleh masyarakat setempat kepada beberapa redaksi media online yang dapat dipertanggung jawabkan, pada Senin, Januari 2025 Seorang tokoh masyarakat, menyatakan kekhawatirannya atas situasi ini.

Aktivitas PETI yang terjadi di dua desa, yakni Desa Tanjung dan Desa Tanjung Harapan, telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang semakin parah dan banyaknya masyarakat yang menjadi korban. Dalam percakapan melalui telepon, masyarakat melaporkan bahwa PETI di kedua desa tersebut semakin marak, bahkan beberapa orang bersaing untuk mendapatkan kepengurusan tambang guna mengumpulkan pendapatan.

Kegiatan tambang ilegal ini jelas melanggar Pasal 158 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam undang-undang ini, disebutkan bahwa setiap orang yang melakukan penambangan tanpa izin dapat dikenai hukuman pidana penjara paling lama 5 tahun serta denda maksimal Rp100.000.000.000 (seratus miliar rupiah).

Tim investigasi media yang turun langsung ke lapangan menemukan bahwa aktivitas PETI di Desa Tanjung dan Desa Tanjung Harapan memang benar terjadi. Sayangnya, saat mencoba mengonfirmasi pihak-pihak terkait, belum ada respons yang diberikan. Bahkan, beberapa nomor telepon tim investigasi diblokir oleh pihak yang diduga terlibat.

Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh PETI ini berdampak buruk bagi masyarakat setempat. Sungai yang sebelumnya menjadi sumber kehidupan kini tak lagi bisa digunakan, bahkan banyak warga yang mengalami gatal-gatal setelah menggunakan air sungai tersebut. Kondisi ini menambah kesenjangan sosial di wilayah tersebut, di mana yang kaya semakin kaya, sedangkan masyarakat miskin semakin terpuruk.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak berwenang. Tim media terus berupaya mengumpulkan data dan informasi yang lebih akurat dari masyarakat. Patut diduga bahwa ada oknum yang terlibat membekingi aktivitas PETI ini di Nanga Suhait.

Redaksi

You cannot copy content of this page